MAGETAN,KABARJITU.COM – Dua calon wakil Bupati Magetan nomor urut 1 dan 2 nampaknya tak bisa tidur nyenyak. Mereka adalah Suyatni Priasmoro calon wakil Bupati dari paslon nomor urut 1, dan Basuki Babussalam, Calon Wakil Bupati Paslon nomor urut 2.
Pasalnya, dua calon wakil Bupati tersebut saat ini sedang menjalani pemeriksaan KPK sebagai saksi dalam pengembangan penyidikan dugaan korupsi suap pengurusan dana hibah untuk kelompok masyarakat (pokmas) dari APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2021-2022.
Suyatni Priasmoro calon Wakil Bupati Magetan dari paslon nomor urut 1, dan Basuki Babussalam, Calon Wakil Bupati dari Paslon nomor urut 2, merupakan Anggota DPRD Jatim Periode 2019 – 2024. Keduanya masuk list pemeriksaan KPK yang dilaksanakan di kantor BPKP Jawa Timur sejak Senin (11/11/2024) lalu, bersama sejumlah mantan anggota DPRD Jatim lainya periode 2019 – 2024.
Pemeriksaan terhadap dua calon wakil bupati Magetan itu mengundang keprihatinan banyak pihak, salah satunya Dimyati Dahlan, aktivis anti Korupsi asal Magetan. Menurutnya hal itu sangat ironis, dimana calon pemimpin daerah yang harusnya bersih dari korupsi malah menjadi terperiksa KPK.
“Sangat ironis, mau jadi wakil bupati harusnya ya bersih dari korupsi. Ini kok malah jadi terperiksa di KPK dalam pengembangan dugaan korupsi dana hibah. Memalukan,” tutur Dimyati di rumahnya Desa Banjar Panjang Kecamatan Ngariboyo, Magetan, Kamis (14/11/2024).
Lelaki bertubuh tambun itu mengaku tak bisa membayangkan bagaimana bila nanti diantara mereka ada yang menang di pilkada Magetan namun juga berstatus tersangka.
“Saya gak bisa membayangkan bila nanti mereka ada yang menang di pilkada ini dan jadi wakil Bupati Magetan, namun juga di tetapkan tersangka oleh KPK. Terus bagaimana?”, ucapnya sambil menggelengkan kepala.
Sebagai langkah antisipasi untuk menghindari stigma negatif calon pemimpin Magetan di masa mendatang, Dimyati menghimbau warga Magetan untuk hati-hati dalam memilih Bupati dan Wakilnya. Karena salah pilih bisa berdampak fatal bagi masa depan kabupaten di Lereng Gunung Lawu tersebut.
“Pesan saya hati-hati milih Bupati dan wakilnya untuk masa depan Magetan. Pilih yang bersih, paling tidak yang belum pernah terindikasi Korupsi. Saya kasih contoh ya, Orang desa kok calon mantunya tersangkut atau terlibat mencuri ayam saja, dibatalkan jadi mantunya. Apalagi jika mencuri uang negara, tidak jadi nikahan. Apalagi ini calon Wakil Bupati, meski masih sebagai saksi,” jelasnya panjang lebar.
Meski demikian, Dimyati menyerahkan pilihan kepada warga Magetan untuk menentukan pemimpin Kabupaten di ujung barat Jawa Timur itu. “Tapi semua kembali ke warga, karena ini demokrasi. Silahkan pilih pemimpin sesuai selera anda semua,” tutupnya.(**)